Sabtu, 07 Februari 2015

INTER/MULTI-DISIPLINER CRITICAL DISCOURSE ANALISIS (CDA/AWK)

Foucault (1997) menjelaskan definisi fenomenal dari wacana beserta dengan potensi politis dan kaitannya dengan kekuasaan yakni bahwa diskursus atau wacana adalah elemen taktis yang beroprasi dalam kancah relasi kekuasaan. Antara wacana dan kekuasaan memiliki hubungan timbal balik, seperti yang dikatakan Foucoult, ’Elemen Taktis’ ini sangat terkait dengan kajian strategis dan politis, tetapi tentu saja istilah politik di sini tidak selalu berarti faktor faktor pemerintahan, segala sesuatu yang menghegemoni baik secara kultural maupun secara ideologis sebenarnya memiliki konstruksi politisnya sendiri. Dari definisi yang diberikan Foucault, terungkap bahwa wacana adalah alat bagi kepentingan kekuasaan, hegemoni, dominasi budaya dan ilmu pengatahuan. Menurut Fairlough & Wodak (1989), analisi wacana kritis melihat wacana, pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk dari praktik sosial. Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan dialektis (pemikiran terhadap kenyataan yang ada) dan antara peristiwa diskursif (menyimpang) tertentu dengan situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya.Dan bisa jadi praktik wacana bisa menampilkan efek ideologi: ia dapat memproduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara kelas sosial, laki-laki dan perempuan, kelompok mayoritas dan minoritas melalui mana perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial. Sehingga berdasarkan Pendapat tersebut, Ciritical Discourse analisis ( CDA/AWK) didefinisikan sebagai upaya untuk mengungkapkan maksud tersembunyi dari subjek (penulis) yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi sang penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga bentuk distribusi dan produksi ideologi yang disamarkan dalam wacana dapat diketahui. Dalam CDA, wacana dilihat dari bentuk hubungan kekuasaan terutama dalam pembentuk subjek dan berbagai tindak representasi. Untuk memahami perbedaan antara analisis wacana dan analisis wacana kritis kita dapat perhatikan kasus berikut. 1. Analisis wacana hanya memandang keadaan yang rasis (perbedaan ras) , seksis, ketimpangan dari kehidupan sosial sebagai suatu common sense, suatu kewajaran/ilmiah, memang seperti itu kenyataannya. 2. Analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai faktor penting, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan di masyarakat terjadi. Oleh sebab itu sebagai kata kunci, analisis wacana kritis menyelidiki bagamana melalui bahasa kelompok sosial yang ada saling bertarung dan mengajukan versi masing-masing. CDA/AWK sebetulnya bersifat Inter/multi-disipliner karena pada dasarnya bersentuhan dengan ilmu sosial, politik dan budaya. Merujuk pada pendapat Wodak (1996), Titscher (2007: 238:239) Terdapat beberapa prinsip CDA/AWK yaitu. 1. CDA/AWK berhubungan dengan masalah sosial, pendekatan ini tidak berkaitan dengan bahasa maupun penggunaan bahasa secara ekslusif, namun dengan sifat linguistik dari struktur-struktur dan proses-proses sosial dan kultural. 2. Relasi kekuasaan berhubungan denga wacana (Foucailt 1990, Bourdieu 1987) dan CDA/AWK mengkaji kekuasaan dalam wacana dan atas wacana. 3. Budaya dan masyarakat secara dialektis berhubungan dengan wacana: masyarakat dan budaya dibentuk oleh wacana dan sekaligus menyususn wacana. Setiap kejadian tunggal penggunaan bahasa memproduksi dan mentransformasikan masyarakat dan budaya, termasuk relasi kekuasaan. 4.Penggunaan bahasa isa bersifat ideologis. Untuk memastikannya, teks perlu dianalisis guna meneliti interpretasi, penerimaan, dan efek sosialnya. 5. Wacan bersifat historis dan hanya bisa dipahami terkait dengan konteksnya. 6. Hubungan antara teks dan masyarakat itu bersifat tidak langsung, tetapi ter manifestasi melalui perantara, seperti model sosio-kognitif yang kita kembangkan. Sebagaimana yang dikemukakan dalam model pemahaman teks secara sosiopsikologis. 7. Analisis wacana bersifat interpreatif dan eksplanatoris. Analisis kritis menyiratkan adanya suatu metodologi sistematis dan hubungan antara teks dan kondisi sosial, ideologi, dan relasi kekuasaan. 8. Wacana merupakan bentuk perilaku sosial. CDA/AWK diapahami sebagai sebuah disiplin ilmu ilmiah sosial yang eksplisit atas fokus perhatiannya dan cendrung menerapkan penemuannya pada permasalahan praktis. Pengaruh yang kuat dari Foucault menjadikan CDA/AWK tertarik untuk melihat fenomena sosial, politik dak kultural yang mengejawantahnya dalam bahasa. Jorgensen & Philips (2007), menyebutnya bahwa CDA/AWK adalah pendekatan konstriktivis sosial yang meyakini bahwa representasi dunia bersifat diskursif, makna bersifat historis, dan pengatahuan diciptakan melalui intaraksi sosial. Daftar Pustaka : Darma, Aliah Yoce. 2014. Analisis Wacana Kritis Dalam Multiperspektif. PT Refika Aditama. Bandung. _______. 2009. Analisis Wacana Kritis. Yrama Widya. Bandung.