Rabu, 20 Juni 2012

REFERENSI ( SKRIPSI S1)

DAFTAR PUSTAKA

Assegaff,D.H.,1996.Jurnalistik Masa Kini: Pengantar ke Praktek Kewartawanan Indonesia.Ghalia Indonesia,Jakarta.

Bulaeng,Andy.,2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer.Andi,Yogyakarta.
         Effendi, O.U.,1993.Dinamika Komunikasi.Remaja Rosdakarya,Bandung.

McQuail,Denis.,1989.Teori Komunikasi Massa.Erlangga,Jakarta.

Rakhmat,Jalaluddin.,1991.Metode Penelitian Komunikasi.Remaja   Rosdakarya, Bandung.
                    
Subiakto,Henry.,2000.Obyektifitas Pemberitaan Pers Nasional.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Surabaya,diakses melalui http://adln.lib.unair.ac.id/.

Sumadiria,Haris.,2005.Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalistik Profesional,Simbiosa Rekatama Media, Bandung.

Suwardi,H.,1993.Peranan Pers dalam Politik di Indonesia.Pustaka Sinar Harapan,Jakarta.

Devito,Joseph.,1996.Komunikasi Antar Manusia, Edisi 5 (alih bahasa Maulana - A).Harper Collin Publisher,New York.

Santana,Septiawan,K.,2005.Jurnalisme Kontemporer,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Effendi, O.U.,1993.Dinamika Komunikasi.Remaja Rosdakarya,Bandung.

Oetama,Jakob.,1989.Perspektif Pers Indonesia, Lembaga Penelitian,Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES),Jakarta.

Kelle,Udo.,2001.Sociological Explanation Between Micro and Macro andthe Integration of Qualitative and Quantitative Methods.On-lineJournal:Forum Qualitative Social Research.Vol 2 No.1.Febuari 2001 at http://qualitative-research.net/fgs.

Holsti,R., 1969. Content Analysis for Social Science and Humanities.Addison Westly Publishing Company,Massachussets.

Fluornoy,D.M.,1989.Analisa Isi Surat Kabar-Surat Kabar Indonesia.Gadjamada University Press,Yogyakarta.

Kerlinger, F.N.,1973.Foundation of Behavioral Research.Halt Rinehart & Winston Inc.,New York.

Riduwan.,2004.Metode dan Teknik Menyusun Tesis,Alfabeta,Bandung.

Sumadiria,Haris.,2005.Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalistik Profesional,Simbiosa Rekatama Media,Bandung.

Dokumen-dokumen :

UU No.40 Tahun 1999 Tentang Pers.
Undang-Undang Nomor 2 tentang Pers
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ( SKRIPSI S1) BLOMM TUNTASS.

BAB IV
                             HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN                          
1.  Analisis Isi Pemberitaan Politik
   Dalam sub bab ini akan diuraikan secara rinci bagaimana isi pemberitaan politik di kab.soppeng yang disajikan oleh Harian Fajar,Kompas,Tribun Timur,Seputar Indonesia.
         Unit observasi yang menjadi bahan pengamatan dalam penelitian ini meliputi teks  dan gambar pada Headline, berita utama, berita, jangkar, pojok, artikel, karikatur, tajuk, foto, dan kolom. Kategorisasi yang dijadikan acuan analisis dalam penelitian ini berupa bulan terbit, ukuran kolom, halaman penempatan, ruang rubrikasi, teknik penulisan, status dan jumlah nara sumber, bidang masalah sesuai tema berita.
        Periodisasi pemberitaan Politik dipilih selama 1 minggu 6 hari dari tanggal 4 s/d tanggal 9/ 2012. Karena periodisasi pemberitaan politik berjangka pendek maka peneliti mengambil  sampel sebanyak ( 73 ) edisi dan jumlah pemberitaan sebanyak (73) buah. Selama periode tersebut Harian Fajar menurunkan berita Politik sebanyak (36) tulisan (49.4%)Tribun Timur menurunkan berita lingkungan sebanyak (21) tulisan (28.8%) dan Seputar Indonesia menurunkan berita lingkungan sebanyak (16) tulisan (21.92%). Berikut gambar yang menunjukkan jumlah berita yangmenjadi sampel dari tiga surat kabar.
Tabel
Jumlah Sampel Pemberitaan Politik
Nama Surat Kabar
Jumlah berita
% Dalam sampling
Harian fajar
36
49.4%
Tribun Timur
21
28.8%
Seputar Indonesia
16
21.92%

73
100%





Diagram
 Sampel Pemberitaan Politik

 Media Jumlah Sampel
Harian Fajar 49.40%
Tribun Timur 28.80%
Seputar Indonesia 21.92%

                             Sumber : Data hasil Olahan

           Pola pemberitaan lingkungan di kab.Soppeng oleh surat kabar Harian Fajar, ,Tribun Timur,Seputar Indonesia diuraikan sebagai berikut.

2.  Kategori Hari Terbit ( Jumlah Berita )
Pemberitaan Lingkungan oleh tiga surat kabar masing-masing Harian Fajar, Tribun Timur,Seputar Indonesia berdasarkan hari. terbit dapat dilihat pada gambar berikut.
Sebaran Persentasi jumlah Pemberitaan Politik
Berdasarkan Hari terbit selama 1 Minggu Tgl 4 s/d 10 – Juni – 2012
          fajar        Tribun    Seputar Indonesia
Senin 12.40% 1.37% 1.37%
Selasa 2.84% 4.11% 5.48%
Rabu 10.96% 8.22% 2.74%
Kamis 10.96% 2.74% 4.11%
Jum'at 5.48% 4.11% 5.48%
Sabtu 4.48% 6.85% 4.11%
Minggu




                     Sumber : Data hasil Olahan
        Dari gambar terlihat bahwa Harian Fajar memberikan porsi terbesar dalam pemberitaan Politik  selama kurun waktu selama 6 hari dengan jumlah 36 tulisan yang tersebar empat hari hampir merata. Lonjakan pemberitaan terlihat pada hari Senin yaitu sebanyak 9 berita atau (12.40%) dan hari Rabu sebanyak 8 berita atau (10.96%). Sementara itu Tribun Timur menurunkan berita Politik sebanyak 21 tulisan (29%) dan pemberitaan yang terbanyak di Hari Sabtu sebanyak 5 tulisan atau (6.85%). Sedangkan Seputar Indonjesia secara  keseluruhan sebanyak 16 tulisan (22%) dan pada pada Hari Selasa dan Jumat dengan frekuensi yang sama masing masing 4 tulisan sebesar (5.48%). Untuk lebih jelasnya sebaran pemberitaan berdasarkan Hari terbit dapat dilihat pada tabel frekuensi di atas. Secara umum ketiga harian ini dapat dikatakan hampir setiap Hari menurunkan tulisan tentang Politik, meskipun tidak ada desk atau kolom khusus untuk pemberitaan politik yang disediakan. Hal tersebut merupakan indikasi adanya perhatian surat kabar terhadap kondisi Menjelang Pemilukada (Politik) yang ada di Propinsi Sul-Sel.

3.  Kategori Tema Berita
          Tema suatu pemberitaan dimaknai sebagai substansi isi berita. Kategori tema berita dalam kajian ini diklasifikasikan dalam Sembilan tema, masing-masing Hukum Politik, Kebijakan Politik, Pendidikan Politik, Dampak Politik, Konflik politik, dan Propaganda Politik.
           Dari masing-masing klasifikasi tadi diuraikan lagi ke dalam jenis-jenis berita sebagaimana dijelaskan pada bagian kategorisasi di bab terdahulu. Tema berita akan sangat terkait dengan nilai suatu berita (news values). (Santana, 2005), menyebutkan beberapa elemen nilai berita yang mendasari pelaporan suatu peristiwa, antara lain; kesegaran peristiwa (immediacy), kedekatan (proximity), konsekuensi (consequence), konflik (conflict), tidak biasa (oddity), seks (sex), emosi (emotion), terkenal (prominence), ketegangan (suspence), dan perkembangan (progress). Intensitas pemberitaan tentang suatu peristiwa dengan tema tertentu sangat dipengaruhi oleh aktualitas dan nilai pentingnya suatu peristiwa. Perhatian media akan dengan mudah beralih ketika terjadi suatu peristiwa baru yang menjadi pusat perhatian publik. Hal ini wajar terjadi di dalam industri pers, karena pemberitaan tentang suatu peristiwa yang sedang hangat terjadi, ditinjau dari sisi aktualitas akan memiliki nilai jual lebih dibandingkan dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya. Bagaimana Bangka Pos, Bangka-Belitung Pos, dan Rakyat Pos menuliskan berita lingkungan berdasarkan tema mengindikasikan bahwa isu atau persoalan Politik dimaksud merupakan hal menarik bahkan mungkin penting untuk dijadikan bahan masukan bagi pihak berkepentingan . Untuk lebih jelasnya, melalui gambar berikut akan terlihat tema apa yang frekuensi kemunculannya tinggi.

Sebaran Persentasi jumlah Pemberitaan Politik
Berdasarkan Kategori Tema

  Harian Fajar  Tribun Timur Seputar Indonesia
Hukum 5.56% 9.53% 0.13%
Kebijakan 11.12% 14.29% 12.70%
Pendidikan 13.89% 19.05% 12.70%
Dampak 13.89% 19.05% 12.70%
Konflik 13.89% 14.29% 12.70%
Propaganda 13.89% 23.81% 37.50%

                Sumber : Data hasil Olahan

       Dari gambar terlihat berita Politik yang bertemakan Pendidikan, Dampak, Konflik, dan Propaganda  lebih mendominasi berita-berita yang ditulis Harian Fajar (13.89%), di urutan kedua didominasi tema Kebijakan Politik ( 11.12%). Sisanya tentang Hukum Politik (5.56%).
        Tribun Timur memuat berita lingkungan bertemakan Hukum Politik (9.53%) dan urutan kedua berita bertemakan kebijakan dan Konflik (14.29%) untuk urutan ketiga adalah berita bertemakan Dampak dan Pendidikan Politik (19.05%). Kemudian (23.18%) Propaganda Politik sebesar
       Seputar Indonesia cenderung menulis berita Kebijakan,Pendidikan,Dampak, Konflik sebesar (12.70%) dan diurutan kedua berita Propaganda sebesar (37.50%). dan paling terkecil berita Hukum sebesar (0.13%).

4.  Kategori Ukuran Kolom
         Penetapan besarnya kolom pada suatu pemberitaan menunjukkan bagaimana kebijakan redaksional suatu surat kabar memandang tingkat pentingnya nilai suatu berita. Ukuran kolom juga sangat terkait dengan aspek kedetailan dalam hal penulisan berita. Artinya semakin besar alokasi kolom yang disediakan oleh surat kabar menandakan semakin detail pula informasi yang disajikan. Untuk Lebih jelasnya alokasi ukurankolom yang diberikan oleh ketiga surat kabar dapat dilihat pada gambar berikut :
Sebaran Persentase Jumlah Pemberitaan Politik
Berdasarkan ukuran Kolom
  Harian fajar Tribun Timur Seputar Indonesia
≤ 25


25,-50


50,1-75


75,1-100


≥ 100,1







            Sumber : data Olahan
     
5.  Kategori Nara Sumber
            Kategori nara sumber adalah orang yang dimintai keterangannya oleh wartawan untuk menulis suatu berita atau orang yang dijadikan rujukan dalam pemberitaan Politik  yang termuat dalam surat kabar Harian Fajar,Kompas,Tribun Timur,Seputar Indonesia.
            Nara sumber menjadi buruan media dalam mengangkat sebuah peristiwa. Hal ini terkait dengan dunia jurnalisme itu sendiri sebagai dunia pelaporan yang sangat dituntut tanggung jawabnya berkenaan dengan tingkat akurasi fakta yang disajikan (Santana, 2005). Dengan perkataan lain wartawan harus melandasi tulisannya tidak hanya berdasarkan fakta tapi harus pula memverifikasi fakta tersebut dari nara sumber yang secara langsung terkait dengan suatu peristiwa atau pun yang kompeten terhadap suatu persoalan.
             Dalam suatu tulisan dapat terdiri lebih dari satu pernyataan atau kutipan nara sumber. Kategori nara sumber ini didasarkan pada atribut yang disandang nara sumber misalnya jabatan dan latar belakang. Dalam penelitian ini nara sumber dikategorikan menjadi birokrat, intelektual, politisi, tokoh Ormas/LSM, TNI/Polri, Masyarakat, Swasta, dan Wartawan.
              Status nara sumber dapat mengindikasikan kecenderungan surat kabar terhadap suatu pemberitaan. Untuk mengetahui kecenderungan. Harian Fajar,Kompas,Tribun Timur,Seputar Indonesia, dalam kaitannya dengan berita Politik , dapat diketahui melalui status nara sumber yang dominan muncul pada setiap pemberitaan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Sebaran Persentasi jumlah Pemberitaan Politik
Berdasarkan Nara Sumber

  1 Nara Sumber 2 Nara sumber  3 Nara sumber
Harian Fajar 8.34% 2.78% 5.56%
Tribun Timur 4.77% 0 9.53%
Seputar Indonesia 6.25% 6.25% 12.50%

                 Sumber : Data hasil Olahan..
           Gambar di atas menunjukkan sebagian besar berita mengenai Politik pada ketiga surat kabar hanya menggunakan satu nara sumber. Harian Fajar tercatat menggunakan satu nara sumber dalam tulisannya dengan jumlah sebesar (8.34%), Tribun Timur tercatat (4.77%), sedangkan Seputar Indonesia (6.255%). Sementara itu berita yang menggunakan dua nara sumber yang berbeda dalam tulisannya, untuk Harian Fajar sebesar (2.78%%), Tribun Timur tidak menggunakan nara sumber kedua dalam tulisannya, dan Seputar Indonesia sebesar (6.25%). Adapun yang menggunakan tiga nara sumber dalam pemberitaannya Harian Fajar sebesar (5.56%) Tribun Timur (9.53, dan Seputar Indonesia (12.50%). Untuk lebih jelasnya sebaran pemberitaan berdasarkan jumlah nara sumber berita dapat dilihat pada tabel frekuensi di atas..
         Di sini terlihat bahwa persentase jumlah nara sumber yang dijadikan rujukan pada tulisan Politik oleh wartawan berasal dari satu nara sumber. Minimnya banyaknya  jumlah nara sumber tersebut, mengindikasikan bahwa ketiga surat kabar melakukan penelusuran mendalam tentang persoalan politik yang ditulisnya. Pemberitaan hanya menyertakan satu opini nara sumber sebagai kutipan dan ditambah sedikit opini dari wartawan.
          Dalam pandangan Kovach & Rosenstiel dalam (Santana,2005) keadaan ini mengindikasikan telah terjadi Bad Journalism, dimana media dianggap kurang cakap melaporkan pemberitaan yang penting untuk diketahui masyarakat. Media yang memberitakan suatu peristiwa secara dangkal, sembrono, dan tidak lengkap, sering disebut tidak akurat dan tidak cover both sides. Ini berbahaya bagi masyarakat karena ketidaklengkapan informasi yang didapatnya. Lebih lanjut menurut Kovach dan Rosenstiel semua itu dikarenakan kemalasan meliput dan kedangkalan pelaporan. Lebih ekstrim dikatakannya bahwa kerja media cuma mengisi kolom demi kolom dengan hal-hal yang “halus dan sepele”, enggan berurusan dengan hal-hal “penting dan penuh pertempuran”, lebih banyak menimba fakta-fakta yang sudah “siap edar” dari nara sumber yang sudah rutin dan formal dan “siap wawancara”. Buruknya pemberitaan media menyebabkan ketidaktahuan masyarakat dan ketidaktahuan masyarakat mengakibatkan kerugian.

6.    Kategori Penempatan Halaman
           Halaman penempatan berita pada suatu surat kabar tidak berarti bahwa surat kabar mengabaikan nilai aktualitas dan urgensi suatu berita. Masing-masing surat kabar memiliki cara pandang dan kebijakan sendiri sendiri dalam hal halaman penempatan tergantung kebijakan redaksional masing-masing. Berdasarkan kategori halaman penempatan kecenderungan Harian Fajar,Kompas,Tribun Timur,Seputar Indonesia.dalam menempatkan berita Politik dapat dilihat pada gambar berikut.
Sebaran Persentasi jumlah Pemberitaan Politik
Berdasarkan Halaman Penempatan

  Harian fajar Tribun Timur Seputar Indonesia
Hal 1


Hal 2

10.25%
Hal 3
11.37% 10.25%
Hal 4
6.82%
Hal 5


Hal 6


Hal 7


Hal 8 12.50%

Hal 9 12.50%

Hal 10


Hal 11


Hal 12


Hal 13


Hal 14


Hal 15


Hal 16



                   Sumber : Data hasil Olahan

         Dari Gambar Tersebut di atas Terlihat bahwa ketiga memiliki letak halaman tersendiri yang di tentukan oleh redaksi media itu sendiri dan memiliki keteraturan tersendiri dalam hal penempatan halaman      
         Dan terlihat bahwa Harian Fajar sebanyak 5 kali dihalaman 8 dan 5 kali di halaman 9 masing masing (12.50%) menempatkan beritanya di halaman 8 dan 9.  Sementara itu Tribun Timur selalu menempatkan berita Politiknya pada halaman 3 sampai 4 yakni sebesar 11.37%, pada halaman 3, pada halaman 4 sebesar (6.82%). Adapun Seputar Indonesia selalu menempatkan pada halaman 2 dan 3 masing masing sebesar (43,48%).Untuk lebih jelasnya sebaran pemberitaan berdasarkan halaman penempatan dapat dilihat pada lampiran 6 tentang table frekuensi.
         Secara umum di karenakan wewenang dari redaksi dalam penempatan halaman berita, maka saya selaku peneliti belum bisa mendeskripsikan halaman tersebut di atas, ketiga surat kabar telah menempatkan pemberitaan lingkungan pada proporsi halaman yang masuk akal. Meskipun demikian menurut Santana (2005), berita-berita dengan jenis hard news yang biasanya menyangkut hal-hal penting dan langsung terkait dengan kehidupan pembaca akan ditempatkan pada halaman depan sebuah surat kabar. Pernyataan Santana tersebut sejalan dengan keterangan Oetama (1998), yang menyebutkan biarpun orang bilang bahwa semua halaman surat kabar sama bobotnya, namun secara organis dan psikologis, halaman satu tetap diterima oleh semua pihak sebagai halaman terpenting. Dari dua pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa halaman satu memang penting, termasuk halaman-halaman lainnya juga, yang membedakannya hanyalah kebijakan redaksional terhadap suatu berita.





METODOLOGI PENELITIANKUU ( SKRIPSI S1)


BAB III
METODE PENELITIAN

1.  Jenis Penelitian
           Penelitian mengenai analisis isi pemberitaan media massa tentang Pilkada (Pilgub) dan Implikasinya terhadap pendidikan politik di Kab.Soppeng  ini dilakukan dengan strategi triangulasi yaitu menggabungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan cara mengintegrasikan metode analisis isi (content analysis) kuantitatif dengan teknik wawancara mendalam. Strategi triangulasi adalah penggabungan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk menghasilkan gambaran yang lebih lengkap tentang fenomena yang diteliti (Kelle,2001).
               Menggunakan metode analisis isi kuantitatif yang bersifat ex post facto, data dikumpulkan dari kejadian-kejadian yang telah berlangsung atau sudah terjadi. Dalam hal ini yang diteliti adalah berita-berita yang telah diterbitkan berkaitan dengan lingkungan yang ditulis di surat kabar Harian Fajar,Kompas,Teribun Timur,Seputar Indonesia. Kuantitatif dalam hal ini dimaknai sebagai upaya mendeskripsikan isi komunikasi berlandaskan frekuensi pemunculan isi komunikasi tersebut. Analisis isi hanya dilakukan terhadap sampel bahan-bahan pemberitaan Pilkada Makassar  dari surat kabar yang merupakan obyek studi.
                Wawancara mendalam terhadap Elit politik, serta redaktur surat kabar dilakukan untuk mengetahui persepsi mereka terhadap pemberitaan Para cagub dalam kaitannya dengan pendidikan politik. Sesuai dengan tujuan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini selain bermaksud mendeskripsikan isi pemberitaan pilkada yang diberitakan surat kabar Harian Fajar,Kompas,Teribun Timur,Seputar Indonesia juga mendeskripsikan implikasinya terhadap pendidikan politik di Kab.Soppeng.
2.  Teknik Analisis Isi
           Analisis isi (content analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan dengan cara menemukan karakteristik pesan yang dilakukan secara obyektif dan sistematis. (Holsti dalam Fluornoy,1989). Sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi mempunyai pendekatan sendiri dalam menganalisis data. Pendekatan ini tidak seperti mengamati langsung perilaku orang atau mewawan carai orang, namun si peneliti mengambil komunikasi-komunikasi atau data yang telah dihasilkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang komunikasinya
    (Kerlinger, 1973).
          Menurut Fluornoy (1989), analisis isi adalah suatu metode untuk mengamati dan mengukur isi komunikasi. Metode ini sering digunakan untuk mengetahui karakteristik isi surat kabar mengenai frekuensi, volume\ berdasarkan bidang masalah, penggunaan sumber informasi dan kecenderungan isi. Sementara itu menurut (Rakhmat,1991), analisis isi berguna untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang.
         Berelson dalam Holsti (1969), menyebutkan bahwa teknik penelitian yang menggunakan analisis isi bisa menggambarkan secara objektif, sistematik dan kuantitatif tentang isi komunikasi yang tersurat. Obyektivitas dicapai dengan menggunakan kategori analisis yang diklasifikasi secara tepat sehingga orang lain yang menggunakannya untuk menganalisis isi yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Sistematika diartikan bahwa prosedur tertentu diterapkan dengan cara yang sama pada semua isi yang dianalisis. Sementara kuantitatif mengandung pengertian penelitian ini dicerminkan dalam data kuantitatif atau melalui perhitungan angka.
         Berelson dalam Kerlinger (1973) menyebutkan, dalam kontruksi kategori, perumusan kategori berhubungan erat dengan variable penelitian dan tujuan penelitian. Perumusan kategori yang tidak tepat akan mengakibatkan penarikan sampel isi yang salah dan data penelitian yang tidak tepat. Sementara itu menurut peneliti media lainnya disebutkan bahwa, ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat suatu kategori yaitu ( Stempel dalam Flournoy, 1989) :
(1) Kategori-kategorinya harus relevan dengan tujuan-tujuan studi;
(2) Kategori-kategorinya hendaklah fungsional, dan
(3) Sistem kategori kategorinya harus dapat dikendalikan
    
         

3.  Definisi Konseptual
1.    Media massa, adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan informasi secara massal kepada khalayak umum yang heterogen. Bentuk media massa itu sendiri terbagi menjadi dua jenis yakni cetak dan elektronik. Dalam konteks penelitian ini media massa yang dimaksudkan adalah media massa cetak yaitu surat kabar Harian Fajar,Kompas,Teribun Timur,Seputar Indonesia
2.    Isi Berita, adalah karakteristik penyajian isi lingkungan menurut kategorisasi dan format penyajian yang ada di surat Harian Fajar,Kompas,Teribun Timur,Seputar Indonesia
3.    Isu dan Masalah Pilkada, isu Pilkada adalah pokok persoalan Pemilu yang sering menjadi topik atau tema pemberitaan. Adapun masalah Pilkada adalah persoalan perseteruan antara para calon gubernur sehingga bisa membentuk pola pikir masyarakat.
4.    Pendidikan Politik, …………….……………………………………………………………………………….
            
4.  Definisi Operasional
           Isi berita pemilukada cagub, adalah karakteristik pemberitaan tentang Pilkada/Politik yang dapat dilihat melalui pola pemberitaan yang dilakukannya. Pola pemberitaan Pilkada/Politik oleh surat kabar adalah kategorisasi format penyajian di dalam surat kabar yang dibagi menurut bentuk penyajian atau ruang rubrikasi, tema berita atau isu dan masalah,sumber informasi atau nara sumber, kecenderungan isi atau teknik penulisan.
           Adapun implikasinya terhadap pendidikan politik dapat dilihat dari persepsi   para pelaku politik seperti politikus, Dosen politik atau mahasiswa jurusan perpolitikan. Dengan demikian beberapa kategorisasi berikut dibuat untuk melihat isi pemberitaan pilkada cagub juga implikasinya pendidkan politik.
    Kategorisasi tersebut sebagai berikut :
1.  Bentuk Penyajian Berita (ruang rubrikasi), kategorisasi penyajian berita di surat kabar, identifikasinya dikelompokkan sebagai berikut :

a.    Headline, berita utama yang ada pada halaman satu.
b.    Berita utama, berita yang paling menonjol, oleh redaksi dianggap paling penting dalam sebuah halaman Koran diluar halaman satu.
c.    Artikel berita, tulisan tentang suatu isu yang diposisikan sebagai artikel berita biasa.
d.    Jangkar, berita yang penempatannya biasanya ada pada bagian bawah sebuah halaman surat kabar, ditulis memanjang dalam empat kolom, biasanya berisi ulasan atau analisis terhadap sebuah peristiwa yang menonjol dan aktual.
e.    Pojok, opini surat kabar yang ditulis secara singkat/pendek, posisinya ada pada bagian sudut halaman surat kabar biasanya berisi komentar penulisnya (redaksi) terhadap pernyataan, tindakan public figure/tokoh, atau peristiwa tertentu.
f.     Artikel, ditulis oleh penulis lepas, berupa opini terhadap sebuah wacana atau peristiwa yang menonjol dan aktual pada masanya.
g.    Karikatur, opini surat kabar yang divisualisasikan dalam bentuk gambar coretan tangan, biasanya berupa sindiran, kritik, satire terhadap tokoh, pernyataan tokoh, atau sebuah peristiwa yang menonjol pada masanya.
h.    Tajuk, opini resmi surat kabar yang ditulis oleh redaksi surat kabar yang bersangkutan terhadap peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting untuk dibahas lebih lanjut.
i.      Foto, menggunakan Cm kolom, kategori nara sumber, dan kategori tema.
j.      Kolom, tulisan ringan yang ditulis oleh seorang kolumnis tetap di sebuah surat kabar, biasanya mendeskripsikan kejadian, opini penulis, dan solusi yang ditawarkan untuk memcahkan persoalanyang dibahas.
2.  Sumber informasi, analisa terhadap kategorisasi nara sumber berita yang diklasifikasikan sebagai berikut :
a.    Birokrat, orang yang secara formal bekerja pada Negara/pemerintahan. Misalnya pejabat pemerintah, pejabat Negara (menteri), pegawai negeri. Dalam kategori ini dikecualikan unsur TNI/Polri, staf pengajar PTN dan purnawirawan yang aktif dalam kegiatan intelektual (seperti menjadi pembicara seminar, penulis, pengajar    di PT, dsb).
b.      Intelektual, mereka yang diakui oleh masyarakat karena kepakarannya, atau yang disebut sebagai pengamat, atau yang memiliki kapabilitas tertentu yang diakui publik. Termasuk dalam kategori ini adalah; staf pengajar PT dan mahasiswa, pengamat sosial politik, budayawan, aktivis LSM, dsb)
c.      Politisi, termasuk dalam kategori ini adalah anggota DPR/DPRD, DPD, pengurus partai politik atau mereka yang terlibat secara aktif dalam kegiatan partai.
d.      Tokoh Ormas, mereka yang duduk dalam kepengurusan organisasi sosial kemasyarakatan.
e.      TNI/Polri, jajaran pimpinan maupun anggota.
f.       Masyarakat, mereka yang tidak termasuk dalam kategori yang sudah disebutkan diatas.
g.      Swasta, mereka yang berkecimpung di dunia usaha swasta/BUMN, asosiasi dagang dan sebagainya.
h.      Wartawan.
i.        Kecenderungan Isi, analisa terhadap kategori teknik penulisan isi berita yang dapat menjelaskan seperti apa media memandang suatu peristiwa. Hal tersebut diklasifikasikan sebagai berikut :
j.        Straight News : berita yang ditulis semata-mata memenuhi unsure 5W+1H , tanpa ada penelaahan dan paparan yang lebih komprehensif.
k.      Depth News : berita yang ditulis melalui penelusuran fakta secara mendalam oleh wartawan dengan mewawancarai beberapa narasumber dan penyajiannya sangat komprehensif disertai dengan data dan informasi dari sumber berita yang utama.
3.  Tema berita : kategorisasi tema berita pikada, diklasifikasikan sebagai berikut :       
a.      Hukum Politik, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan penaatan aturan-aturan, tindakan-tidakan yang diambil berkenaan dengan pemilukada. Misalnya masalah perijinan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan propaganda, penertiban sehubungan dengan kegiatan yang menyangkut kompanye, termasuk pula proses hukum akibat kegiatan yang berkenaan dengan kampanye, pemilukada dan sebagainya yang sejenis.
b.      Pendidikan Politik, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran politik, seperti kampanye, sosialisasi, pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat berkenaan dengan pemilihan umum.
c.      Konflik Politik, identifikasi terhadap berita-berita yang berkenaan dengan konflik pemasangan baliho atau simpatisan para cagub .
d.      Budaya politik, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan tata cara, sifat dalam berpolitik.
e.      Partisipasi pemilkada Cagub, identifikasi terhadap pemberitaan mengenai aktifitas masyarakat baik pribadi atau kelompok dalam kegiatankegiatan lingkungan dan sebagainya yang sejenis.

5.      Populasi dan Sampel
               Menurut Riduwan (2004), populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkenaan dengan masalah penelitian. Populasi untuk analisis isi dalam penelitian ini adalah seluruh surat kabar harian lokal yang terbit di Kota Makassar yakni Fajar,Kompas,Teribun Timur,Seputar Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling untuk memilih 7 edisi. Bahan-bahan berita yang dipakai dalam penelitian ini dibatasi pada periode 4 Juni 2012 sampai dengan 10 Juni 2012, hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan bahan. Stempel dalam Flournoy (1989), menyebutkan bahwa menambah ukuran percontohan di atas 7 tidak menunjukkan perbedaan yang berarti dalam hasil-hasilnya. Sementara itu responden untuk wawancara mendalam diambil menggunakan teknik purposive sampling. Dalam hal ini Pengamat Politik, Dosen Politik, Satu orang Anggota DPRD Sul-Sel, Partai Politik, Satu orang Anggota LSM, dan tiga orang redaktur masing-masing satu orang dari surat kabar Fajar, Tribun, Kompas dan Seputar Indonesia.

Populasi dan Sampel Surat Kabar
Populasi
Sampel Edisi Terbitan periode 4 juni 2012 s/d 10 Juni 2012
Jumlah
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu

Harian
Fajar
1
1
1
1
1
1

6
Tribun Timur
1
1
1
1
1
1

6
Seputar
Indonesia
1
1
1
1
1
1

6









JUMLAH
18

6.  Unit Analisis
        Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh rubrikasi yang berkaitan dengan Politik pada surat kabar Harian Fajar,Kompas,TribunTimur,Seputar Indonesia yang meliputi : Berita (Headline, berita utama, artikel berita, jangkar), opini (pojok, artikel, karikatur, tajuk, kolom), dan foto. Pengamatan terhadap ketiga bentuk rubrikasi tadi sudah dirasakan memadai untuk mengidentifikasikan pola pemberitaan dalam surat kabar.  
7.  Teknik Pengumpulan Data
         Untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna penarikan kesimpulan, dilakukan sebagai berikut :
1.    Melakukan pengamatan terhadap isi pemberitaan isu isu politik dalam hal pilkada Pilgub Sul-Sel dari beberapa surat kabar lokal yang menjadi obyek penelitian, dalam hal ini surat kabar harian pagi Harian Fajar, Kompas,Tribun Timur, Seputar Indonesia. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan coding manual dan coding sheet.
2.    Melakukan wawancara mendalam kepada pelaku politik dalam hal ini para pelaku politik, pelajar, masyarakat, dan termasuk redaktur surat kabar Harian Fajar, Kompas,Tribun Timur,Seputar Indonesia Teknik wawancara dilakukan menggunakan panduan wawancara.

8.  Reliabilitas Data
          Untuk memenuhi syarat obyektivitas, hasil penghitungan dari proses pengukuran unit analisis perlu diuji kembali. Adapun rumus yang dipakai dalam penghitungan tingkat keterpercayaan intercoder pada penelitian ini menggunakan intercoder reliability dari Holsti (Bulaeng,2004) sebagai berikut :

       CR =      2M      = 100%
                  N1+N2

Keterangan:
CR : Coefisien Reliability
M   : hasil koding yang sama dari dua orang koder
N   : jumlah objek yang dikategori

          Menurut Lasswell dalam Flournoy (1989), pemberian angka yang menunjukkan kesamaan antara pelaksana koding sebaiknya berkisar antara 70 - 80 persen, dengan demikian proses koding dapat di terimaH sebagai keterpercayaan.
9.  Analisis Data
          Untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian khususnya yang berkenaan dengan pemberitaan Politik digunakan teknik analisis isi sebagaimana terminologi Berelson. Dalam hal ini pemprosesan informasi yang menyangkut isi-isi komunikasi yang telah dibuat kategorisasinya, dimasukkan ke dalam table frekuensi dan selanjutnya dianalisis menurut frekuensi pemunculan yang kemudian diinterpretasi dan dibandingkan. Analisa dilakukan secara kualitatif.
         Sementara itu hasil wawancara dianalisa menggunakan metode deskriptif kualitatif yang digunakan untuk mempertajam analisa terhadap frekuensi pemunculan berita politik sesuai kategorisasi yang telah dibuat, disamping itu juga untuk melihat bagaimana implikasi pemberitaan politik terhadap pendidikan politik.