Rabu, 20 Juni 2012

METODOLOGI PENELITIANKUU ( SKRIPSI S1)


BAB III
METODE PENELITIAN

1.  Jenis Penelitian
           Penelitian mengenai analisis isi pemberitaan media massa tentang Pilkada (Pilgub) dan Implikasinya terhadap pendidikan politik di Kab.Soppeng  ini dilakukan dengan strategi triangulasi yaitu menggabungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan cara mengintegrasikan metode analisis isi (content analysis) kuantitatif dengan teknik wawancara mendalam. Strategi triangulasi adalah penggabungan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk menghasilkan gambaran yang lebih lengkap tentang fenomena yang diteliti (Kelle,2001).
               Menggunakan metode analisis isi kuantitatif yang bersifat ex post facto, data dikumpulkan dari kejadian-kejadian yang telah berlangsung atau sudah terjadi. Dalam hal ini yang diteliti adalah berita-berita yang telah diterbitkan berkaitan dengan lingkungan yang ditulis di surat kabar Harian Fajar,Kompas,Teribun Timur,Seputar Indonesia. Kuantitatif dalam hal ini dimaknai sebagai upaya mendeskripsikan isi komunikasi berlandaskan frekuensi pemunculan isi komunikasi tersebut. Analisis isi hanya dilakukan terhadap sampel bahan-bahan pemberitaan Pilkada Makassar  dari surat kabar yang merupakan obyek studi.
                Wawancara mendalam terhadap Elit politik, serta redaktur surat kabar dilakukan untuk mengetahui persepsi mereka terhadap pemberitaan Para cagub dalam kaitannya dengan pendidikan politik. Sesuai dengan tujuan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini selain bermaksud mendeskripsikan isi pemberitaan pilkada yang diberitakan surat kabar Harian Fajar,Kompas,Teribun Timur,Seputar Indonesia juga mendeskripsikan implikasinya terhadap pendidikan politik di Kab.Soppeng.
2.  Teknik Analisis Isi
           Analisis isi (content analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan dengan cara menemukan karakteristik pesan yang dilakukan secara obyektif dan sistematis. (Holsti dalam Fluornoy,1989). Sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi mempunyai pendekatan sendiri dalam menganalisis data. Pendekatan ini tidak seperti mengamati langsung perilaku orang atau mewawan carai orang, namun si peneliti mengambil komunikasi-komunikasi atau data yang telah dihasilkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang komunikasinya
    (Kerlinger, 1973).
          Menurut Fluornoy (1989), analisis isi adalah suatu metode untuk mengamati dan mengukur isi komunikasi. Metode ini sering digunakan untuk mengetahui karakteristik isi surat kabar mengenai frekuensi, volume\ berdasarkan bidang masalah, penggunaan sumber informasi dan kecenderungan isi. Sementara itu menurut (Rakhmat,1991), analisis isi berguna untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang.
         Berelson dalam Holsti (1969), menyebutkan bahwa teknik penelitian yang menggunakan analisis isi bisa menggambarkan secara objektif, sistematik dan kuantitatif tentang isi komunikasi yang tersurat. Obyektivitas dicapai dengan menggunakan kategori analisis yang diklasifikasi secara tepat sehingga orang lain yang menggunakannya untuk menganalisis isi yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Sistematika diartikan bahwa prosedur tertentu diterapkan dengan cara yang sama pada semua isi yang dianalisis. Sementara kuantitatif mengandung pengertian penelitian ini dicerminkan dalam data kuantitatif atau melalui perhitungan angka.
         Berelson dalam Kerlinger (1973) menyebutkan, dalam kontruksi kategori, perumusan kategori berhubungan erat dengan variable penelitian dan tujuan penelitian. Perumusan kategori yang tidak tepat akan mengakibatkan penarikan sampel isi yang salah dan data penelitian yang tidak tepat. Sementara itu menurut peneliti media lainnya disebutkan bahwa, ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat suatu kategori yaitu ( Stempel dalam Flournoy, 1989) :
(1) Kategori-kategorinya harus relevan dengan tujuan-tujuan studi;
(2) Kategori-kategorinya hendaklah fungsional, dan
(3) Sistem kategori kategorinya harus dapat dikendalikan
    
         

3.  Definisi Konseptual
1.    Media massa, adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan informasi secara massal kepada khalayak umum yang heterogen. Bentuk media massa itu sendiri terbagi menjadi dua jenis yakni cetak dan elektronik. Dalam konteks penelitian ini media massa yang dimaksudkan adalah media massa cetak yaitu surat kabar Harian Fajar,Kompas,Teribun Timur,Seputar Indonesia
2.    Isi Berita, adalah karakteristik penyajian isi lingkungan menurut kategorisasi dan format penyajian yang ada di surat Harian Fajar,Kompas,Teribun Timur,Seputar Indonesia
3.    Isu dan Masalah Pilkada, isu Pilkada adalah pokok persoalan Pemilu yang sering menjadi topik atau tema pemberitaan. Adapun masalah Pilkada adalah persoalan perseteruan antara para calon gubernur sehingga bisa membentuk pola pikir masyarakat.
4.    Pendidikan Politik, …………….……………………………………………………………………………….
            
4.  Definisi Operasional
           Isi berita pemilukada cagub, adalah karakteristik pemberitaan tentang Pilkada/Politik yang dapat dilihat melalui pola pemberitaan yang dilakukannya. Pola pemberitaan Pilkada/Politik oleh surat kabar adalah kategorisasi format penyajian di dalam surat kabar yang dibagi menurut bentuk penyajian atau ruang rubrikasi, tema berita atau isu dan masalah,sumber informasi atau nara sumber, kecenderungan isi atau teknik penulisan.
           Adapun implikasinya terhadap pendidikan politik dapat dilihat dari persepsi   para pelaku politik seperti politikus, Dosen politik atau mahasiswa jurusan perpolitikan. Dengan demikian beberapa kategorisasi berikut dibuat untuk melihat isi pemberitaan pilkada cagub juga implikasinya pendidkan politik.
    Kategorisasi tersebut sebagai berikut :
1.  Bentuk Penyajian Berita (ruang rubrikasi), kategorisasi penyajian berita di surat kabar, identifikasinya dikelompokkan sebagai berikut :

a.    Headline, berita utama yang ada pada halaman satu.
b.    Berita utama, berita yang paling menonjol, oleh redaksi dianggap paling penting dalam sebuah halaman Koran diluar halaman satu.
c.    Artikel berita, tulisan tentang suatu isu yang diposisikan sebagai artikel berita biasa.
d.    Jangkar, berita yang penempatannya biasanya ada pada bagian bawah sebuah halaman surat kabar, ditulis memanjang dalam empat kolom, biasanya berisi ulasan atau analisis terhadap sebuah peristiwa yang menonjol dan aktual.
e.    Pojok, opini surat kabar yang ditulis secara singkat/pendek, posisinya ada pada bagian sudut halaman surat kabar biasanya berisi komentar penulisnya (redaksi) terhadap pernyataan, tindakan public figure/tokoh, atau peristiwa tertentu.
f.     Artikel, ditulis oleh penulis lepas, berupa opini terhadap sebuah wacana atau peristiwa yang menonjol dan aktual pada masanya.
g.    Karikatur, opini surat kabar yang divisualisasikan dalam bentuk gambar coretan tangan, biasanya berupa sindiran, kritik, satire terhadap tokoh, pernyataan tokoh, atau sebuah peristiwa yang menonjol pada masanya.
h.    Tajuk, opini resmi surat kabar yang ditulis oleh redaksi surat kabar yang bersangkutan terhadap peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting untuk dibahas lebih lanjut.
i.      Foto, menggunakan Cm kolom, kategori nara sumber, dan kategori tema.
j.      Kolom, tulisan ringan yang ditulis oleh seorang kolumnis tetap di sebuah surat kabar, biasanya mendeskripsikan kejadian, opini penulis, dan solusi yang ditawarkan untuk memcahkan persoalanyang dibahas.
2.  Sumber informasi, analisa terhadap kategorisasi nara sumber berita yang diklasifikasikan sebagai berikut :
a.    Birokrat, orang yang secara formal bekerja pada Negara/pemerintahan. Misalnya pejabat pemerintah, pejabat Negara (menteri), pegawai negeri. Dalam kategori ini dikecualikan unsur TNI/Polri, staf pengajar PTN dan purnawirawan yang aktif dalam kegiatan intelektual (seperti menjadi pembicara seminar, penulis, pengajar    di PT, dsb).
b.      Intelektual, mereka yang diakui oleh masyarakat karena kepakarannya, atau yang disebut sebagai pengamat, atau yang memiliki kapabilitas tertentu yang diakui publik. Termasuk dalam kategori ini adalah; staf pengajar PT dan mahasiswa, pengamat sosial politik, budayawan, aktivis LSM, dsb)
c.      Politisi, termasuk dalam kategori ini adalah anggota DPR/DPRD, DPD, pengurus partai politik atau mereka yang terlibat secara aktif dalam kegiatan partai.
d.      Tokoh Ormas, mereka yang duduk dalam kepengurusan organisasi sosial kemasyarakatan.
e.      TNI/Polri, jajaran pimpinan maupun anggota.
f.       Masyarakat, mereka yang tidak termasuk dalam kategori yang sudah disebutkan diatas.
g.      Swasta, mereka yang berkecimpung di dunia usaha swasta/BUMN, asosiasi dagang dan sebagainya.
h.      Wartawan.
i.        Kecenderungan Isi, analisa terhadap kategori teknik penulisan isi berita yang dapat menjelaskan seperti apa media memandang suatu peristiwa. Hal tersebut diklasifikasikan sebagai berikut :
j.        Straight News : berita yang ditulis semata-mata memenuhi unsure 5W+1H , tanpa ada penelaahan dan paparan yang lebih komprehensif.
k.      Depth News : berita yang ditulis melalui penelusuran fakta secara mendalam oleh wartawan dengan mewawancarai beberapa narasumber dan penyajiannya sangat komprehensif disertai dengan data dan informasi dari sumber berita yang utama.
3.  Tema berita : kategorisasi tema berita pikada, diklasifikasikan sebagai berikut :       
a.      Hukum Politik, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan penaatan aturan-aturan, tindakan-tidakan yang diambil berkenaan dengan pemilukada. Misalnya masalah perijinan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan propaganda, penertiban sehubungan dengan kegiatan yang menyangkut kompanye, termasuk pula proses hukum akibat kegiatan yang berkenaan dengan kampanye, pemilukada dan sebagainya yang sejenis.
b.      Pendidikan Politik, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran politik, seperti kampanye, sosialisasi, pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat berkenaan dengan pemilihan umum.
c.      Konflik Politik, identifikasi terhadap berita-berita yang berkenaan dengan konflik pemasangan baliho atau simpatisan para cagub .
d.      Budaya politik, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan tata cara, sifat dalam berpolitik.
e.      Partisipasi pemilkada Cagub, identifikasi terhadap pemberitaan mengenai aktifitas masyarakat baik pribadi atau kelompok dalam kegiatankegiatan lingkungan dan sebagainya yang sejenis.

5.      Populasi dan Sampel
               Menurut Riduwan (2004), populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkenaan dengan masalah penelitian. Populasi untuk analisis isi dalam penelitian ini adalah seluruh surat kabar harian lokal yang terbit di Kota Makassar yakni Fajar,Kompas,Teribun Timur,Seputar Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling untuk memilih 7 edisi. Bahan-bahan berita yang dipakai dalam penelitian ini dibatasi pada periode 4 Juni 2012 sampai dengan 10 Juni 2012, hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan bahan. Stempel dalam Flournoy (1989), menyebutkan bahwa menambah ukuran percontohan di atas 7 tidak menunjukkan perbedaan yang berarti dalam hasil-hasilnya. Sementara itu responden untuk wawancara mendalam diambil menggunakan teknik purposive sampling. Dalam hal ini Pengamat Politik, Dosen Politik, Satu orang Anggota DPRD Sul-Sel, Partai Politik, Satu orang Anggota LSM, dan tiga orang redaktur masing-masing satu orang dari surat kabar Fajar, Tribun, Kompas dan Seputar Indonesia.

Populasi dan Sampel Surat Kabar
Populasi
Sampel Edisi Terbitan periode 4 juni 2012 s/d 10 Juni 2012
Jumlah
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu

Harian
Fajar
1
1
1
1
1
1

6
Tribun Timur
1
1
1
1
1
1

6
Seputar
Indonesia
1
1
1
1
1
1

6









JUMLAH
18

6.  Unit Analisis
        Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh rubrikasi yang berkaitan dengan Politik pada surat kabar Harian Fajar,Kompas,TribunTimur,Seputar Indonesia yang meliputi : Berita (Headline, berita utama, artikel berita, jangkar), opini (pojok, artikel, karikatur, tajuk, kolom), dan foto. Pengamatan terhadap ketiga bentuk rubrikasi tadi sudah dirasakan memadai untuk mengidentifikasikan pola pemberitaan dalam surat kabar.  
7.  Teknik Pengumpulan Data
         Untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna penarikan kesimpulan, dilakukan sebagai berikut :
1.    Melakukan pengamatan terhadap isi pemberitaan isu isu politik dalam hal pilkada Pilgub Sul-Sel dari beberapa surat kabar lokal yang menjadi obyek penelitian, dalam hal ini surat kabar harian pagi Harian Fajar, Kompas,Tribun Timur, Seputar Indonesia. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan coding manual dan coding sheet.
2.    Melakukan wawancara mendalam kepada pelaku politik dalam hal ini para pelaku politik, pelajar, masyarakat, dan termasuk redaktur surat kabar Harian Fajar, Kompas,Tribun Timur,Seputar Indonesia Teknik wawancara dilakukan menggunakan panduan wawancara.

8.  Reliabilitas Data
          Untuk memenuhi syarat obyektivitas, hasil penghitungan dari proses pengukuran unit analisis perlu diuji kembali. Adapun rumus yang dipakai dalam penghitungan tingkat keterpercayaan intercoder pada penelitian ini menggunakan intercoder reliability dari Holsti (Bulaeng,2004) sebagai berikut :

       CR =      2M      = 100%
                  N1+N2

Keterangan:
CR : Coefisien Reliability
M   : hasil koding yang sama dari dua orang koder
N   : jumlah objek yang dikategori

          Menurut Lasswell dalam Flournoy (1989), pemberian angka yang menunjukkan kesamaan antara pelaksana koding sebaiknya berkisar antara 70 - 80 persen, dengan demikian proses koding dapat di terimaH sebagai keterpercayaan.
9.  Analisis Data
          Untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian khususnya yang berkenaan dengan pemberitaan Politik digunakan teknik analisis isi sebagaimana terminologi Berelson. Dalam hal ini pemprosesan informasi yang menyangkut isi-isi komunikasi yang telah dibuat kategorisasinya, dimasukkan ke dalam table frekuensi dan selanjutnya dianalisis menurut frekuensi pemunculan yang kemudian diinterpretasi dan dibandingkan. Analisa dilakukan secara kualitatif.
         Sementara itu hasil wawancara dianalisa menggunakan metode deskriptif kualitatif yang digunakan untuk mempertajam analisa terhadap frekuensi pemunculan berita politik sesuai kategorisasi yang telah dibuat, disamping itu juga untuk melihat bagaimana implikasi pemberitaan politik terhadap pendidikan politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar