Jumat, 16 Agustus 2013

LAHIRNYA SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx, di mana karl marx sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran Jerman sementara Claude Henri Saint-simon, Auguste Comte, dan Emile Durkheim merupakan nama ahli sosiologi yang beraliran Perancis. Sementara itu gagasan awal tentang Marx tidak pernah lepas dari pemikiran-pemikiran Hegel. Hegel memiliki pengaruh yang kuat terhadap Marx, bahkan Karl Marx muda menjadi seorang idealisme (bukan materialisme) justru dari pemikiran-pemikiran radikal Hegel tentang idealisme, adapun kemudain Marx tuan menjadi seorang materalisme, hal itu adalah sebuah pengalaman pribadi manuasia dalam prosesnya dengan konteks sosial yang daialami loh marx sendiri. Menurut Rizter (2004:26), pemikiran Hegel yang paling utama dalam melahirkanpemikiran-pemikiran tradisional konflik dan kritis adalah ajarannya tentang dialektika dan idealisme. Dialektika adalah cara berfikir dan citra tentang dunia. Sebagai cara berpikir, dialektika menekankan arti penting dari proses, hubungan, dinamika, konflik dan kontradiksi. Pemahaman dialektika semacam inilah (terutama melihat dunia sebagai bagian yang berhubungan satu dengan lainnya) di kemudian hari melahirkan gagasan tentang komunikasi seperti apa yang ditemukan oleh Jurgen Habermas dengan tindakan komunikatif. Hegel juga dikaitkan dengan filsafat idealisme yang lebih mementingkan pikiran dan produk mental daripada kehidupan material. Dalam bentuknya yang eksterm, idealisme menegaskan bahwa hanya konstruksi pikiran dan psikologilah yang ada, idealism adalah sebuah proses yang kekal dalam kehidupan manusia, bahkan ada yang berkeyakinan bahwa proses mental tetap ada walaupun kehidupan social dan fisik sudah tidak ada lagi. Pemikiran-pemikiran Habermas sendiri termasuk dalam kelompok kriti. Habermas sendiri menamakan gagasan-gagasan sebagai rekonstruksi materialisme historis. Habermas bertolak dari pemikiran Karl marx, seperti potensi manusia, spesies mahluk, aktivitas yang berperasaan. Ia mengatakan bahwa, Marx telah gagal membedakan antara dua komponen analitik yang berbeda, yaitu kerja dan interaksi. Diantara kerja dan interaksi social , Marx hanya membahas kerja saja dengan mengabaikan interaksi sosial. Di sepanjang tulisannya, Habermas menjelaskan perbedaan ini, meski ia cenderung menggunakan istilah tindakan rasional-purposif dan tindakan komunikatif (interaksi) (Ritzer, 2004:187). Dalam theory of communication Action pun ia menyebut tindakan komunikatif ini sebagai bagian dasar dari ilmu-ilmu sosial dan teori komunikasi (Habermas,1996). Selama tahun 1970-an Habermas memperbanyak studi-studinya mengenai ilmu social dan mulai menata ulang teori kritik sebagai teori komunikasi. Tahap kunci dari perkembangan ini termuat dalam kumpulan esai dalam sekian buku. Habermas sendiri saat ini menjadi guru besar filsafat dan sosiologi yang hidup di Frankfurt(kuper and Kuper,2000: 424). Sumbangan pemikiran John Dewey, yang sering disebut the first philosopher of communication (Riger,1986) itu dikenal hingga kini dengan filsafat pragmatik-ny, suatu keyakinan bahwa sebuah ide itu benar jika ia berfungsi dalam praktik. Pragmatisme menolak dualisme pikiran dan materi, subjek dan objek( Ibrahim, 2005 : xiii). Dengan demikian, sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur. Bahwa kajian dan sumbangan pemikiran August comte, Durkheim, Talcott parson dan Robert K. Merton merupakan sumbangan paradigma fungsional bagi lahirnya teori-teori kounikasi yang beraliran structural-fungsional. Sedangkan sumbangan-sumbangan pemikiran Karl Max dan Habermas menyumbangkan paradigm konflik bagi lahirnya teori-teori kritis dalam kajian komunikasi. Sosiologi sejak semula telah menaruh perhatian-perhatian pada masalah yang ada hubungan dengan interaksi social antara seseorang dan orang lainnya. Apa yang di sebutkan oleh Comte dengan “social dynamic’,kesadaran kolektif” oleh Durkheim, dan “interaksi sosial” oleh Marx serta “tindakan komunikatif” dan “teori komunikasi” oleh habermas adalah awal mula lahirnya persfektif sosiologi komunikasi. SKEMA 1 ALIRAN PEMIKIRAN DALAM PARADIGMA SOSIOLOGI KOMUNIKASI Aliran Pemikiran yang melahirkan Paradigma dalam sosiologi komunikasi Stuktural-fungsional Konflik Kritis Auguste comte Karl Marx Emile Durkheim Jurgen Habermas Talcott parson Johhn Dewey Rebert K. Merton Selain apa yang disumbangkan Karl Marx dan Habermas mengenai teori kritis dalam komunikasi, sumbangan dari presfektif stuktural fungsional dalam sosiologi yang diajarkan oleh Talcott parson dengan teori system tindakan maupun dengan skema AGIL (Ritzer, 2004:121), serta kajian Rebert K. Merton tentang struktur fungsional, struktur sosial dan anomie (Sztompka, 2004: 18), merupakan sumbangan-sumbangan yang amat penting terhadap lahirnya teori-teori komunikasi di waktu berikutnya. Saat ini presfektif teoretis mengenai sosiologi komunikasi bertumpu pada fokus kajian sosiologi mengenai interaksi social semua aspek yang bersentuhan dengan fokus kajian tersebut. Narwoko dan Suyanto (2004: 16) mengatakan bahwa, kajian tentang interaksi sosial disyaratkan Adanya fungsi-fungsi komunikasi yang lebih dalam, seperti adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial terjadi tidaklah semata-mata tergantung tindakan tetapi juga tergantung pada adanya tanggapan terhadap tindakan tersebut sedangkan aspek penting dari komunikasi adalah bila seseorang memberikan tafsiran pada sesuatu atau pada perilaku orang lain. Dalam komunikasi juga persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator dan penerima informasi menjadi sangat subjektif dan di tentukan oleh konteks sosial ketika informasi itu disebar dan diterima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar